Nama lain: Daun picah beling (Jakarta); daun keji beling, enyoh kelo (Jawa
Tengah), fenugreek (Inggris).
Deskripsi
Keji Beling termasuk dalam kategori tanaman semak, yang memiliki tinggi sekitar 1-2 meter. Ciri umum Keji Beling yaitu memiliki batang beruas yang berbentuk bulat dan berambut kasar.
Tanaman Keji Beling tersebar luas di berbagai kawasan di Madagascar, begitu juga di Indonesia. Keji Beling dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian sekitar 50-1.200 m dpl.
Keji Beling memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, biasa digunakan sebagai obat tradisional yang dapat mengatasi berbagai macam masalah kesehatan, misalnya batu ginjal dan juga melancarkan air seni. Tak hanya itu, daun Keji Beling juga diketahui dapat mengobati berbagai macam penyakit, termasuk diabetes.
Bahan kimia yang terkandung dalam Keji Beling di antaranya kalium dengan kadar tinggi, natrium, kalsium, asam silikat, dan beberapa senyawa lain. Kalium bermanfaat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat pada kantung empedu, kandung kemih, dan ginjal.
Bagian obat: Daun
Keji Beling termasuk dalam kategori tanaman semak, yang memiliki tinggi sekitar 1-2 meter. Ciri umum Keji Beling yaitu memiliki batang beruas yang berbentuk bulat dan berambut kasar.
Tanaman Keji Beling tersebar luas di berbagai kawasan di Madagascar, begitu juga di Indonesia. Keji Beling dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian sekitar 50-1.200 m dpl.
Keji Beling memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, biasa digunakan sebagai obat tradisional yang dapat mengatasi berbagai macam masalah kesehatan, misalnya batu ginjal dan juga melancarkan air seni. Tak hanya itu, daun Keji Beling juga diketahui dapat mengobati berbagai macam penyakit, termasuk diabetes.
Bahan kimia yang terkandung dalam Keji Beling di antaranya kalium dengan kadar tinggi, natrium, kalsium, asam silikat, dan beberapa senyawa lain. Kalium bermanfaat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat pada kantung empedu, kandung kemih, dan ginjal.
Bagian obat: Daun
Energi: Dingin
Rasa: Pahit
Efek farmakologis: Peluruh kencing (diuretik) dan pencahar (laxant)
Indikasi: Batu ginjal, batu kandung empedu, batu kandung kemih
Resep:
- Untuk batu ginjal, cuci 50 g daun Keji Beling, 7 batang meniran segar, dan 7 lembar daun ungu sampai bersih, lalu rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan, dan minum 3 kali sehari masing-masing 2/3 gelas. Cara lainnya, cuci 5 lembar daun keji beling, 5 lembar daun tenpuyung segar, 6 buah tongkol jagung, lalu rebus dengan 5 gelas air sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin saring air rebusan dan minum 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
- Untuk batu kandung empedu, cuci 5 lembar daun Keji Beling dan 7 lembar daun ungu segar, sampai bersih, lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air rebusan seperti minum teh.
- Untuk batu kandung kemih, cuci segenggam daun Keji Beling dan 1 tongkol jagung muda, lalu rebus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin saring air rebusan dan minum pada pagi dan sore hari masing-masing ½ gelas.
- Untuk kencing kurang lancar, cuci 25 g daun Keji Beling segar sampai bersih kemudian rebus dengan 2 gelas air selama 15 menit.Setelah dingin saring air rebusan lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi dan sore hari.
- Untuk kencing manis, rebus 40 g daun Keji Beling segar, dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas (untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan, dan minum 3 kali masing-masing 1 gelas sehari.
- Untuk sembelit, cuci setengah genggam daun Keji Beling segar sampai bersih, lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan dan minum dua kali sehari masing-masing ½ gelas.
- Untuk wasir, rebus 40 g daun Keji Beling segar, dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas (untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan, dan minum 3 kali masing-masing 1 gelas per hari.