Nama lain: Astragalus
Deskripsi
Huang Qi atau astragalus diyakini sebagai tonik
(penambah tenaga). Herba yang terkenal ini tumbuh dengan tinggi tanaman sekitar 1 meter. Batang-batangnya kaku, yang berisi delapan hingga dua belas pasang daun kecil.
Rimpang obat Huang Qi, yang ditutupi oleh kulit kuat dan berserat, berwarna cokelat
kekuningan, Sumsumnya berwarna putih kekuningan dan memiliki rasa manis
seperti liroce. Bagian ini mengandung glikosida, saponin, dan asam-asam
lemak yang sangat penting.
Herbal Huang Qi dijual dalam bentuk irisan-irisan tak teratur dengan panjang 15-20 sentimeter. Herba ini kebanyakan
tumbuh di Cina utara, Jepang, dan Korea. Masing-masing wilayah tersebut memiliki varietas tanaman yang berbeda. Semua jenisnya dapat digunakan dalam resep-resep
yang membutuhkan astragalus. Namun, varietas-varietas yang paling berpengaruh
dalam pengobatan dan yang lebih mahal berasal dari Cina utara.
Bagian
obat: Akar
Energi: Agak hangat
Rasa: Manis, agak asam
Kesesuaian organ: Limpa,
paru-paru
Efek farmakologis: Tonik
untuk menambah kekebalan tubuh; obat penguat jantung; meluruhkan air seni; mengontrol keluarnya
peluh yang berlebihan; menurunkan
tekanan darah; menurunkan kadar gula darah; meningkatkan
sirkulasi dalam daging dan kulit (pengobatan Cina tradisional: memperkuat energi leluhur; menyuburkan intisari tubuh).
Indikasi: Menurunnya kekebalan tubuh; kanker; kelelahan yang kronis; tekanan
darah tinggi; lemahnya organ-organ dalam; diabetes; anggota badan yang lemah dan dingin;
batuk dan flu; bronkitis; hepatitis; kekurangan adrenalin (pengobatan Cina tradisional: energi yang
kurang; gejala kosong-bagian dalam, seperti keluarnya peluh yang berlebihan dan tidak normal).
Resep: Untuk membuat jamu seduh, rebus
8-12 gram tanaman herbal ini, jadikan
dua dosis, diminum pada saat perut kosong.
Kontraindikasi
: tidak ada
Ketidakcocokan
: Chinemys reevesii (kulit
kura-kura), opium
Menurut khazanah ilmu
pengobatan herbal Cina, herba ini dapat meningkatkan kekebalan dengan
melindungi tubuh dari serangan Enam Kejahatan dari energi-energi lingkungan
yang ekstrem atau menyimpang--seperti angin dan cuaca dingin--dan dengan
meningkatkan sirkulasi wei chee (energi
plindung) di sekitar permukaan tubuh. Ia juga menstimulasi produksi dan
sirkulasi faktor-faktor imunologis di dalam darah.
Riset modern juga
mengakui/mendukung klaim-klaim tradisional tentang adanya kandungan tonik
peningkatan kekebalan tubuh dalam astragalus. Sebuah artikel yang diterbitkan
dalam majalah Cancer oleh American Cancer Society melaporkan bahwa
sari pati cair dari herba ini memulihkan respons kekebalan yang normal pada 90% pasien kanker yang sedang diteliti. Penelitian-penelitian lain tentang para
pasien kanker juga mendukung bukti ini.
Astragalus tidak mengandung komponen-komponen yang secara langsung menyerang sel-sel kanker, tetapi memperkuat daya tahan atau kekebalan tubuh seseorang terhadap perkembangan kanker.
Riset Cina modern telah menunjukkan bahwa astragalus membantu melawan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh virus --khususnya di paru-paru-- dengan meningkatkan produksi interveron, faktor kekebalan yang menghambat pertumbuhan virus.
Oleh karena berpotensi meningkatkan respons kekebalan tubuh yang kuat, astragalus diteliti sebagai obat untuk penyembuh AIDS. Para pasien
AIDS menunjukkan jumlah suppervisor sel
T yang sangat luar biasa tingggi, yang merusak kekebalan tubuh yang paling
utama. Astragalus diketahui telah mengurangi secara signifikan jumlah-jumlah suppressor sel T dalam kasus-kasus
penurunan kekebalan tubuh manusia.
Khasiat penambah kekebalan yang dikandung
herba ini akan semakin meningkat ketika digabungkan dengan gingseng, Codonopis, schisandra, angelica,
dan/atau licorice. Astragalus juga bisa dicampur dengan Ecinacea-herba penambah kekebalan dari Amerika Utara.